Pagi ini kulihat senyum sumringah dimana mana. U19 menang AFF atas
Vietnam tadi malam. Perjuangan yang memberikan hadiah terindah buat kita
semua. Walau ga lihat langsung tos tosan adu finalty dengan score akhir
7-6 untuk “Garuda Muda”. Untung ada youtube yang selalu update disetiap
pagi. Kebiasaan yang selalu hadir untuk cari even penting yang selaras
di hati terutama even perform Dedek Fatin Poetry Fatinistic yang ga bisa
selalu diikuti secara life. Untung ada Om Kurniawan TD Omku yang baik
hati sekali yang setia bekerja keras menyediakan link video terjernih
nan bening jika lagi kangen ma suara Dede imut tersebut. Makasih ya Om,
apalagi dengan video terakhir yang exclusive punya beliau sendiri untuk
liputan Fatin di Indonesia International Motor Show di salah satu Booth
merek mobil ternama (Daiihatsu-sst ini bukan iklan tapi apresiasi dah
undang Putri Fatin perform).
Saat tulisan ini diketik, tersiar kabar Dedek Fatin akan terbang ke
Eropa untuk syuting Film perdana “99 Cahaya di langit Eropa”, untuk
memerankan dirinya sendiri bukan memerankan tokoh lain. Unik juga ya
baru main film pertama terus memerankan dirinya sendiri terus hubunganya
dengan narasi film nya apa? Pertanyaan itu hingga kini selalu
menggelitik pikiranku. Solusinya dua. Beli bukunya yang pasti ga ada
tokoh Fatin disitu. Terakhir sabar menunggu hingga launching film
tersebut tiba. Ajak orang tersayang untuk nonton bareng di bioskop
terdekat dan beli tiket diawal agar masih kebagian. Ga seperti film
“Habibie dan Ainun” yang kemaren terlewat. Saat nya kita mulai hargai
karya seni bangsa sendiri. Untuk tunjukan pada dunia kilau indah negeri
katulistiwa. Semoga perjalanan si Dedek kecintaan Fatinistic itu Allah
mudahkan, berikan keselamatan, keberkahan dan dimudahkan kebaikan hingga
“Poetry bening yang manis dan cantik” itu kembali selamat pulang ke
kampung halamannya.
Tulisan ini adalah tulisan perdana serial “pentingnya kita bersikap
bijak”. Kenapa ini penting buat kita? Setelah menulis tentang Fatin dan
Cinta pada tulisan sebelumnya hasil googling dan pengalaman banyak orang
yang pernah ditanyakan tentang kata keren satu itu, mulaikah kehabisan
tema cerita?. Rasanya mulai banyak mengulang kalimat yang pernah dulu
terungkap. Terus tema nya apa dong? Dari saran beberapa temen dapat
disimpulkan untuk bicara tentang “bijak”. Karena itulah yang Fatin dan
Fatinistic butuhkan. Kita semua bukan hanya butuh emosi yang dalam dan
perhatian yang nyata untuk terus mendukung Dedek Fatin meraih impiannya
menjadi pribadi yang bermanfaat dan tetap bersahaja.
Kita juga butuh bersikap bijak karena angin dunia dan media yang Fatin
alami semakin luas, kencang, beragam dan berisiko. Salah bicara dan
posting sedikit bisa memercikan rasa ill-feel satu sama lain. ini juga
menimpaku tempo hari yang agak esmosi ada orang yang mengaitkan
kesertaan Fatin dalam kegiatan amal dipersepsikan berlebihan, yang
justru kata kata itu malah bisa membawa Fatin dan Fatinistic pada
polemik baru. Tapi sah sah aja namanya sosmed. Kita ambil sisi baiknya
yang lebih universal secara bijak. Apalagi di social media dengan ruang
ekspresi yang dibatasi kata kata. Yang bisa menimbulkan salah persepsi,
komunikasi dan motivasi. Sesuatu yang Fatin ingatkan bahwa kita
Fatinistic bukan Fans seperti yang lain. Kita adalah keluarga yang harus
menghormati dan saling menyatukan. Bukan hanya sesama Fatinistic tapi
juga pada sahabat pendukung idolanya yang lain.
Apapun bentuk wadahnya, tempat kita berkumpul selalu terjadi proses
pembentukan(forming), badai cobaan (storming), kesepakatan norma dan
nilai (norming and valuing) yang berujung pada kebermanfaatan
(performing). Kabar yang indah bahwa beberapa fatinistic telah mulai
merumuskan tata nilai yang akan kita sepakati, hormati dan terapkan yang
berupa nilai dasar fatinistic yang bersifat universal. Suatu fondasi
yang akan otomatis kita pakai ketika ada kegiataan apapun dalam keluarga
fatinistic baik internal maupun eksternal berhubungan dengan masyarakat
yang luas tempat kita tinggal, tumbuh, berkembang, belajar dan berbagi.
Dan semua itu akan mudah terbentuk jika semua kita semua berusaha
belajar dan bersikap bijak.
Dan hari ini Fatin yang sedang terbang pun mulai mengajarkanku, mencari
referensi apa itu bijak. Dari Mbah Google, kita dapat bahwa bijak
adalah suatu cerminan sikap dan prilaku seseorang terhadap sesuatu yang
ia lihat berdasarkan apa yang ada dipikirannya secara tepat dalam
situasi dan kondisi seperti apapun dan bersifat objektif serta mampu
mengambil makna/pelajaran penting dari apa yang dilakukannya. Dengan
kata lain orang yang bijak adalah orang yang mampu mengambil keputusan
dengan tepat baik secara langsung maupun tidak langsung tanpa memihak
secara adil dan objektif. (Kunjungi Web Sitenya).
Lalu apa ciri cirinya?. Kira kira ada sepuluh : ketulusan, kerendahan
hati, kesetiaan, berfikir positif, keceriaan, bertanggung jawab, percaya
diri, kebesaran jiwa, tidak membesar-besarkan yang kecil dan
sebaliknya, mampu berempaty. (klik linknya disini).
Lalu apa pegangan hidup orang bijak itu? Diantaranya : memaklumi
kebenaran, memiliki pengertian yang benar, mampu mengendalikan diri,
hidup sesuai dengan kebutuhan, mengatur waktu dengan bijaksana, mengerti
kenyataan di lingkungan, berusaha memegang kebenaran menuju
kebijaksanaan (Klik linknya disini).
Semua nilai tersebut sepertinya sudah dibahas Fatinistic lainnya dalam
artikel tentang sang idola. Sekali lagi ini bukan untuk memuji apalagi
menuhankan Dedek Fatin seperti yang orang lain bilang karena segitu
sayangnya Fatinistic pada Fatin Shidqia. Tapi ini kenyataan bahwa rasa
sayang yang semoga bisa selalu sederhana itu (menyayangi dengan bijak)
memang ada pada diri Fatin sebagai pemenuhan syarat seseorang itu
disayang. Dan hal itu memiliki nilai nilai kebijaksanaan. Dedek Fatin
tetap hidup sederhana dan sesuai kebutuhan walau jumlah nol tabungannya
sudah mencapai sembilan digit (biar daku deh yang WOW), tetap menjadi
anak sekolahan seperti biasa, enggan untuk dibilang artis-fatin hanya
penyanyi yang banyak teman, tulus dari hati dalam bernyanyi, sayang
orang tua dan semua Fatinistic. Silahkan baca lanjutan buktinya pada
semua tulisan yang ada. Semua itu bermuara pada nilai-nilai
kebijaksanaan. Apakah fatin sudah bijak dan Fatnistic sudah bijak.
Fatinistic juga manusia. Kita bukan kumpulan orang bijak. Tapi kita bisa
belajar untuk terus menjadi bijak. Hingga keluarga Fatinistic menjadi
salah satu keluarga terindah yang ada dalam negeri yang banyak dihiasi
keindahan.
Jadilah Fatinistic yang bijak, yang selalu menyatukan keindahan …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sebelum Berkomentar, Dibaca Dulu Peraturannya !!!
1. Dilarang Flood
2. Dilarang SPAM
3. Dilarang Live Link
4. Dilarang Berkomentar Memakai Bahasa Kotor / Binatang
5. Dilarang Mencari Keributan
6. Berkomentarlah Dengan Bahasa Yang Sopan
7. Dilarang Ber-Anonim, Harus Sesuaikan Nama Anda, Jika tidak punya alamat website, Masukkan ke Alamat Akun Facebook / Twitter anda...
Jika Kalian Sudah Mengerti Silahkan Berkomentar
Admin